Sistem Penyimpanan Arsip
1. Sistem Penyimpanan Arsip menurut
Abjad.
Adalah
sistem penyimpanan dan penemuan kembali arsip berdasarkan abjad. Dalam penyusunannya setiap map
(folder) menunjukkan nama korespondennya serta disusun berdasarkan abjad sesuai
dengan warkat yang ada.
Atau
ada pula pengertian Sistem penyimpanan arsip menurut Abjad adalah sistem
penyimpanan arsip dengan memakai metode penyusunan menurut abjad. Umumnya
dipakai untuk arsip yang dasar penyusunannya dilakukan terhadap nama orang,
nama perusahaan / organisasi, nama tempat, nama benda dan subjek masalah.
Sistem
abjad ini merupakan sistem penyimpanan yang sederhana dan mudah dalam
menentukan dokumen, dimana petugas bisa langsung ke file penyimpanan dan
melihat huruf abjad, tanpa melalui alat bantu seperti indeks yang disebut juga
dengan sistem arsip langsung (direct filing
system).
Sistem abjad umumnya dipilih sebagai sistem penyimpanan arsip karena:
- Dokumen sering dicari dan
diminta melalui nama.
- Petugas menginginkan agar
dokumen dari nama yang sama.
- Jumlah langganan yang
berkomunikasi banyak.
- Nama lebih mudah diingat oleh
siapapun.
ISTILAH-ISTILAH
DALAM SISTEM ABJAD :
1.
Kode
Adalah tanda atau simbol yang dibubuhkan pada lembaran warkat. Kode ditulis dengan pensil pada lembaran warkat sebagai pedoman penyimpanan.
Adalah tanda atau simbol yang dibubuhkan pada lembaran warkat. Kode ditulis dengan pensil pada lembaran warkat sebagai pedoman penyimpanan.
2.
Indeks
Suatu daftar atau tabel yang dipergunakan dalam pekerjaan kearsipan.
Suatu daftar atau tabel yang dipergunakan dalam pekerjaan kearsipan.
3.
Mengindeks
Kegiatan membagi nama/judul atas beberapa unit.
Kegiatan membagi nama/judul atas beberapa unit.
4.
Unit
Bagian terkecil dari suatu nama/judul.
Bagian terkecil dari suatu nama/judul.
5.
Kode Arsip. Diambil dari abjad
pertama dari unit pertama.
Nama-nama diambil dari
nama si pengirim (surat masuk) dan nama alamat yang dituju (surat keluar).
Cara menemukan dan
menentukan ciri / tanda dari suatu dokumen yang akan dijadikan petunjuk atau
tanda pengenal (caption) untuk memudahkan mengetahui tempat dokumen disimpan.
Adapun kata tangkap
dapat berupa :
- Nama orang
- Nama perusahaan /
organisasi
- Nama tempat / daerah
- Nama benda / barang
- Istilah subyek atau
angka (tergantung sistem pengarsipan yang dipakai)
Prosedur Penyimpanan
Arsip
Langkah-langkah/prosedur
penyimpanan arsip:
- Pengumpulan Surat.
- Memeriksa
Petugas memeriksa apakah surat memang sudah benar-benar akan disimpan, dengan melihat adanya tanda �perintah simpan� (release mark) yang diterapkan oleh atasan di atas surat bersangkutan. Atau petugas memang yakin bahwa surat sudah selesai diproses dan boleh disimpan.
- Mengindeks
Memilih nama yang akan dipakai sebagai identitas penyimpanan dan kemudian menguraikannya menjadi unit-unit untuk keperluan mengabjad. Untuk surat masuk, yang dapat diindeks adalah nama pengiriman atau nama penanda tangan surat.
Contoh:
Nama Badan Pengirim adalah PT Waringin, dan penandatangannya adalah Sukoco Katim, SH. Biasanya yang dipilih sebagai indeksnya adalah Nama Badan, karena cendrung tidak berubah dibanding dengan nama penandatangan surat, kecuali surat perorangan.
Nama Badan Pengirim adalah PT Waringin, dan penandatangannya adalah Sukoco Katim, SH. Biasanya yang dipilih sebagai indeksnya adalah Nama Badan, karena cendrung tidak berubah dibanding dengan nama penandatangan surat, kecuali surat perorangan.
Cara Mengindeks:
PT.Waringin Indeks Waringin
PT Surat ini akan disimpan pada abjad W dan label mapnya
adalah W.
- Memberi Kode
Pada
langkah ini nama atau kata tangkap yang sudah diindeks sebagai unit-unit diberi
tanda. Misalnya, lingkaran dengan warna merah dan angka 1 untuk unit 1,angka 2
untuk unit 2 dan angka 3 unit 3 dan seterusnya.
Dengan adanya tanda ini petugas dapat menempatkan surat di dalam map yang sudah ada, atau membuatkan map individu baru bila surat-suratnya baru dipindahkan dari map campuran karena jumlah suratnya sudah lebih dari 5 pucuk.
Dengan adanya tanda/kode juga memudahkan petugas mengembalikan surat ke dalam laci, bila surat keluar karena dipinjam.
Dengan adanya tanda ini petugas dapat menempatkan surat di dalam map yang sudah ada, atau membuatkan map individu baru bila surat-suratnya baru dipindahkan dari map campuran karena jumlah suratnya sudah lebih dari 5 pucuk.
Dengan adanya tanda/kode juga memudahkan petugas mengembalikan surat ke dalam laci, bila surat keluar karena dipinjam.
- Menyortir
Adalah mengelompokkan surat kedalam kelompok abjad masing masing, agar memudahkan petugas mengerjakan langkah terakhir yaitu menyimpan. Sortir ini penting untuk surat-surat yang banyak, kalau suratnya sedikit (tidak lebih dari 25 pucuk) tidak perlu dilakukan sortir. Dengan adanya sortir, petugas didalam menyimpan surat tidak perlu pulang-balik dari meja ke almari arsip, tapi dapat menyimpannya perkelompok abjad.
- Menempatkan
Pekerjaan ini harus dilakukan dengan hati hati. Kalau tejadi kekeliruan menempatkan surat pada map yang bukan seharusnya maka surat tersebut dapat disebut hilang. Bila volume surat yang disimpan cukup banyak, maka pencarian kembali akan sukar dilakukan. - Pemeliharaan, perawatan, penyiangan
dan pemusnahan menurut peraturan yang berlaku.
2.
Sistem Penyimpanan Arsip Menurut Subyek
Sistem perihal adalah cara penyimpanan dan penemuan kembali
surat berpedoman pada perihal surat atau pokok isi surat.
Yang perlu dipersiapkan untuk sistem perihal adalah.
1. Daftar Indeks; adalah daftar yang memuat seluruh kegiatan
/ masalah / hal-hal yang dilakukan diseluruh kantor dimana sistem ini
diterapkan.
Masalah-masalah
tersebut kemudian diuraikan lagi. Masalah-masalah pokok tersebut dalam
pembagian utama, sedangkan uraian masalahnya disebut dalam pembagian pembantu,
apabila uraian masalah masih dibagi lagi menjadi masalah yang lebih kecil, disebut
sub pembagian pembantu.
2. Perlengkapan menyimpan surat
- Filling Cabinet
-
Guide
-
Folder
-
Kartu kendali
3. Pemberian kode surat
4.
Penyimpanan surat, dengan cara
-
Membaca surat untuk mengetahui isi surat
-
Memberi kode surat
-
Mencatat surat dalam kartu kendali
5. Menyimpan kartu kendali.
Di dalam sistem nomor
ada 4 macam
1. Sistem nomor menurut Dewey (Sistem
Desimal / Klasifikasi)
Sistem
ini menetapkan kode surat berdasarkan nomor yang ditetapkan untuk surat yang
bersangkutan.
Yang diperlukan dalam sistem ini adalah :
a.
Perlengkapan yang diperlukan:
-
Filling cabinet
-
Guide
-
Folder
b.
Daftar klasifikasi nomor
c.
Kartu kendali
Dalam
klasifikasi, nomor adalah daftar yang memuat semua kegiatan / masalah yang
terdapat dalam kantor. Setiap masalah diberi nomor tertentu.
Dalam
daftar ini terdapat tiga pembagian yaitu :
-
Pembagian utama, memuat kegiatan / masalah pokok dari kantor
-
Pembagian pembantu, memuat uraian masalah yang terdapat pada pembagian utama
- Pembagian kecil memuat uraian masalah yang terdapat pada pembagian pembantu.
- Pembagian kecil memuat uraian masalah yang terdapat pada pembagian pembantu.
Guna
daftar klasifikasi adalah
-
Sebagai pedoman pemberian kode surat
-
Sebagai pedoman untuk mempersiapkan dan menyusun tempat penyimpanan surat Uraian
guide, folder, dan surat dalam filling cabinet
-
Dalam setiap laci filling cabinet diperlukan 10 guide
-
Dibelakang setiap guide ditempatkan 10 folder
-
Surat yang terbaru dalam setiap folder ditempatkan paling depan
Cara
penyimpanan surat
-
Surat dibaca lebih dahulu untuk mengetahui permasalahannya
-
Memberi kode surat
-
Mencatat surat kedalam kartu kendali
-
Mencatat surat pada kartu indeks
-
Menyimpan surat
-
Penyusunan surat dalam folder setiap surat yang baru selalu ditempatkan di
urutan
paling
depan
-
Menyimpan kartu kendali
2. Sistem nomor menurut Terminal Digit
Didalam
sistem ini kode penyimpanan dan kode penemuan kembali surat memakai sistem
penyimpanan menurut teminal digit, yaitu sistem penyimpanan berdasarkan pada
nomor urut dalam buku arsip.
Dalam
sistem ini yang perlu dipersiapkan adalah :
-
Perlengkapan untuk tempat penyimpanan surat yang terdiri atas; filling cabinet
10 laci, guide (setiap laci 10 guide), dan folder (setiap guide 10 folder)
-
Kartu kendali; yang digunakan dalam sistem ini sama dengan kartu kendali yang
digunakan dalam sistem lain. Yang berbeda disini adalah mengindeks nomor kode
untuk
keperluan
penyimpanan dan penemuan kembali surat.
-
Cara mengindeks nomor kode sebagai berikut
a. Dua angka dari belakang sebagai unit
1, yaitu menunjukkan nomor laci dan nomor guide
b. Satu angka setelah unit 1 sebagai unit 2 yaitu menunjukkan nomor folder
c.
Sisa seluruh angka sesudah unit 2 sebagai unit 3 yaitu menunjukkan surat yang kesekian
dalam folder
-
Cara penyimpanan surat; surat dengan nomor kode 55317, berarti surat tersebut
disimpan
dalam laci 10-19, dibelakang guide 17, didalam folder nomor 3, surat yang ke 55.
3. Sistem Nomor Middle Digit
Sistem
ini merupakan kombinasi dari Sistem Nomor Decimal Dewey dan Sistem Nomor
Terminal Digit. Yang dijadikan kode laci dan guide adalah dua angka yang berada
di tengah, sedangkan dua angka yang berada di depannya menunjukkan kode map,
kemudian dua angka yang berada dibelakangnya menunjukkan urutan surat yang
kesekian didalam map.
Dalam
sistem ini kode angka harus berjumlah enam, sehingga terdapat dua angka
ditengah, dua angka di depan dan dua angka dibelakang. Seandainya angka kode
kurang dari enam maka harus ditambahkan angka nol di depannya sampai berjumlah
enam angkla. Cara penyimpanannya sama dengan Sistem Nomor Terminal Digit.
4. Sistem nomor Soundex (phonetic
system)
Sistem
Soundex adalah sistem penyimpanan warkat berdasarkan pengelompokan nama dan
tulisannya atau bunyi pengucapannya hampir bersamaan. Dalam sistem ini
nama-nama diganti dengan kode (notasi) yang terdiri dari 1 huruf dan 3 angka.
Susunan penyimpanannya adalah menurut abjad yang diikuti urutan nomor.
Susunan penyimpanannya adalah menurut abjad yang diikuti urutan nomor.
4.
Sistem Penyimpanan Arsip Menurut Geografis/Wilayah
Sistem geografis atau wilayah adalah suatu sistem penyimpanan arsip berdasarkan
pembagian wilayah atau daerah yang menjadi alamat suatu surat. Surat disimpan
dan diketemukan kembali menurut kelompok atau tempat penyimpanan berdasarkan
geografi wilayah / kota dari surat berasal dan tujuan surat dikirim. Dalam
hubungan ini surat masuk dan surat keluar disimpan dan ditempatkan dalam folder
yang sama, tidak dipisah-pisahkan. Dalam penyimpanannya menurut sistem ini
harus dibantu dengan sistem abjad atau sistem tanggal.
Yang perlu dipersiapkan
dalam menerapkan sistem ini :
- Perlengkapan yang
diperlukan dalam menerapkan sistem ini adalah; filling cabinet, guide, folder,
dan kartu kendali.
- Penyimpanan surat
melalui prosedur
a. Melihat tanda
pembebas dalam surat, yaitu tanda yang menyatakan bahwa surat tersebut telah
selesai diproses dan boleh disimpan.
b. Membaca surat
c. Memberi kode surat
d. Mencatat surat pada
kartu kendali
e. Menggolongkan surat
menurut wilayahnya masing-masing
f. Menyimpan surat
g. Menyimpan kartu
kendali
- Penemuan kembali;
cara menemukan kembali adalah sama seperti sistem-sistem lainnya.
5. Sistem Penyimpanan Arsip Menurut
Tanggal
Sistem tanggal adalah sistem penyimpanan surat yang didasarkan
kepada tanggal surat diterima (untuk surat masuk) dan tanggal surat dikirim
(untuk surat keluar). Yang diperlukan untuk sistem ini adalah
- Perlengkapan yang
diperlukan; filling cabinet, didepan laci dicantumkan judul “tahun”, guide
sebanyak 12 buah,
masing-masing untuk satu bulan, folder, dan kartu kendali.
- Pembagian sistem
tanggal
a. Pembagian utama menggambarkan
tahun (judul laci)
b. Pembagian pembantu
menggambarkan bulan (judul guide)
c. Pembagian kecil
menggambarkan tanggal (judul folder)
- Susunan guide dan
folder dalam filling cabinet
a. Laci menggambarkan
tahun
b. Guide menggambarkan
bulan
c. Folder menggambarkan
tanggal
- Penyimpanan surat,
langkah-langkah dalam penyimpanan surat
a. Menetapkan kode
surat sebelum disimpan
b. Mencatat surat pada
kartu kendali
c. Menyimpan surat.
Sistem Penyimpanan Arsip menggunakan Elektronik
Penggunaan media
elektronik dalam pengelolaan arsip inilah yang sering disebut dengan sistem
pengarsipan elektronik (Electronic Filing System) yang berbasiskan pada
penggunaan komputer dan teknologi informasi dan komunikasi.
Manfaat yang dapat diperoleh dengan sistem pengarsipan
berbasis komputer cukup banyak, tetapi secara umum dapat dikatakan
bahwa dengan penggunaan media elektronik, pengelolaan arsip
dapat dilakukan dengan efektif dan efisien. Dengan penggunaan media elektronik
dalam pengelolaan arsip, akan diperoleh manfaat kecepatan, kemudahan,
kehematan. Maksud dari kecepatan ini adalah melalui penggunakan media
elektronik maka proses pencarian, penemuan, pendistribusian dan juga pengolahan
data akan dapat dilakukan dengan waktu yang singkat. Maksud dari
kemudahan adalah dengan menggunakan media elektronik, kita akan diberikan
kemudahan dalam hal pencarian pencarian, penemuan, pendistribusian dan juga
pengolahan data, cukup memberi perintah kepada media tersebut, maka media tersebut
akan mengerjakan apa yang kita perintahkan. Sedangkan kehematan disini adalah
dengan penggunaan media elektronik kita bisa menggunakan lebih sedikit tenaga,
pikiran dan juga biaya yang diperlukan dalam pengelolaan arsip.
Dengan alasan di atas maka sekarang ini banyak organisasi
yang menggunakan media elektronik dalam pengelolaan dokumen, mulai dari yang
sederhana sampai dengan yang paling canggih. Penggunaan media elektonik ini
bisa diawali dengan penggunaan mikro film, dan selanjutnya akan dilanjutkan dengan
penggunaan perangkat elektronik seperti komputer.
Sistem Kearsipan Elektronik pada dasarnya memiliki konsep
yang sama dengan teknik kearsipan konvensional. Jika pada kearsipan
konvensional memiliki kabinet yang secara fisik berfungsi untuk menyimpan
dokumen-dokumen penting yang dimiliki perusahaan, maka Sistem Kearsipan
Berbasis Komputer ini memiliki kabinet virtual yang di dalamnya berisi map
virtual. Selanjutnya di dalam map virtual berisi lembaran-lembaran
arsipyang telah dikonversi ke dalam bentuk file gambar (*.bmp, jpg, dll) atau
dokumen (*.pdf, doc, txt, dll).
Jadi
secara singkat dapat dikatakan bahwa jika pada kearsipan konvensional memiliki
rak, map dan lembar arsip secara fisik, maka pada kearsipan elektronik memiliki
rak, map dan arsip secara virtual dalam bentuk file. Tabel di bawah ini
menunjukkan perbedaan kearsipan konvensional dengan kearsipan elektronik.
Microfilm
Adalah suatu alat untuk
memproses fotografi, dimana arsip direkam pada film dalam ukuran yang
diperkecil, untuk memudahkan penyimpanan dan penggunaan. Microfilm terdiri
dari:
a. Alat
pemotret, yang menghasilkan foto dalam bentuk klise (negative film) yang kecil.
b. Rol
film, adalah klise (negative film), untuk menampung hasil pemotretan.
c.
Alat pemroses, adalah alat untuk memproses film, agar dapat ditampilkan pada
layar.
Alat pembaca dan pencetak, yaitu alat
untuk membaca atau menampilkan gambar/tulisan melalui layar, serta mencetaknya
bila diperlukan.
USB flash drive
USB flash drive adalah alat penyimpanan data memori kilat tipe NAND yang
memiliki alat penghubung USB yang terintegrasi. Penggerak kilat ini
biasanya berukuran kecil, ringan, serta bisa dibaca dan ditulisi dengan mudah.
Per November 2006, kapasitas yang
tersedia untuk penggerak kilat USB ada dari 64 megabita sampai 512 gigabita.
Besarnya kapasitas media ini tergantung dari teknologi memori kilat yang
digunakan.
Penggerak kilat USB memiliki banyak kelebihan dibandingkan
alat penyimpanan data lainnya, khususnya cakram flopi atau cakram padat.
Alat ini lebih cepat, kecil, dengan kapasitas lebih besar, serta lebih dapat
diandalkan (karena tidak memiliki bagian yang bergerak) daripada disket.
Namun Penggerak kilat USB juga memiliki umur penyimpanan data
yang singkat, biasanya ketahanan data pada Penggerak kilat USB rata-rata 5
tahun. Ini disebabkan oleh memori kilat yang digunakan tidak bertahan lama.
Bandingkan dengan cakram keras yang memiliki ketahanan data hingga 12
tahun, CD/DVD berkualitas (dan bermerek terkenal) selama 15 tahun jika cara
penyimpanannya benar.
Disket
atau Flopi
Disket
adalah sebuah perangkat penyimpanan data yang terdiri dari sebuah medium
penyimpanan magnetis bulat yang tipis dan lentur dan dilapisi lapisan plastik
berbentuk persegi atau persegi panjang.
Data
dan program disimpan di disket dalam bentuk titik-titik magnetik, sesuai pola
on/off standar dan representatif data (misalnya ASCII). Pembungkus plastik
tersebut melindungi disket dari sentuhan tangan manusia. Dahulu disket
berukuran lebih besar dan terbungkus kertas sehingga tampak rapuh. Saat ini,
disket terbungkus oleh plastik kaku sehingga cukup fleksibel. Disket mampu menyimpan
data sebesar 1,44 megabyte atau setara dengan tulisan sebanyak 400 halaman.
SuperDisk dapat menyimpan 120 megabyte. Saat ini, disket terbaru telah berlabel
“2HD” (2 untuk “double sided” dan HD untuk “high density“) karena disket jenis
ini mampu menyimpan data pada kedua sisi, sehingga kapasitasnya bisa lebih
besar dibandingkan standar sebelumnya (DD atau “double density“).
Berikut
detail bagian dari disket :
1.
Pengunci baca, Disket memiliki pengunci
baca agar disket tidak bisa ditulisi. Dengan kata lain, data di dalam disket
dapat terlindungi. Caranya dengan menggunakan jari jempol atau ujung pena untuk
memindahkan pengunci baca ke arah bawah, sehingga lubang kotaknya terbuka.
2.
Track, sektor, dan cluster, Pada disket,
data disimpan dalam arah memusat yang dinamakan track. Berbeda dari gramofon,
track-track di disket tidak mempunyai alur atau lingkaran tunggal. Track di
disket membentuk lingkaran-lingkaran terpusat. Ketika sebuah disk diformat,
lokasi penyimpan terbagi menjadi sektor-sektor arah tertentu sehingga
track-track di disket terbagi dalam bebarapa busur yang dinamakan sektor. Saat
data dari komputer disimpan ke disket, data kemudian disebarkan ke track-track
dan sektor. Oleh sebab itu, perangkat lunak sistem menggunakan titik irisan
sektor dan track sebagai tempat penyimpan data dinamakan cluster. Cluster
adalah sekumpulan sektor pada alat penyimpan. Istilah track, sektor, dan
cluster juga dipakai pada hardisk.
3.
Head baca/tulis, ketika disket
dimasukkan ke slot (drive gate atau drive door) pada bagian depan floppy drive,
disket ditempatkan di atas kumparan mekanisme drive. Head baca/tulis digunakan
untuk mentransfer data antara komputer dan disket. Saat disket berputar di
dalam plastik pembungkus, head baca/tulis bergerak maju mundur melalui area akses
data di disket. Dan saat disket tidak berada di drive, penutupnya yang terbuat
dari logam atau plastik berfungsi untuk menutup area akses data tersebut. Lampu
akses akan menyala ketika disket sedang bekerja. Jika pemakaian telah selasai,
disket dapat diambil dengan cara menekan tombol keluar di samping drive.
CD
Adalah
piringan yang berwana perak, di buat dari lapisan plastik, yang di sinari oleh
sinar laser. sinar laser ini membuat lubag-lubang yang sangat kecil yang tidak
bisa di lihat secara kasat mata. Lubang-lubang tersebut akan membuat deretan
kode yang berisi deretan data-data. Karena membentuk lubang-lubang, maka tidak
bisa di tutup lagi. kemudian plastik-plastik itu akan di tutup lagi oleh cairan
plastik, yang berguna sebagi pemantul dan pelindung lubang-lubang tadi yang
berbentuk data. Proses pembuatannya di lakukan secara bertahap oleh mesin
cetak.
Media CD untk saat ini banyak di
gunakan orang, untuk keperluan menyimpan data, seperti Foto, Film, File
Document, Dan lain sebagainya. Kapasitasnya beragam Mulai dari 500MB sampai
dengan 800 MB.
Hard
Disk
Hard Disk adalah suatu device atau
komponen pada komputer yang berfungsi sebagai media penyimpanan data (storage)
dan juga termasuk dalam salah satu memory eksternal dari sebuah komputer. Data
tidak hilang meskipun listrik sudah dimatikan.
Harddisk berisi cakram magnetik yang
mampu menyimpan data. Ukuran harddisk dinyatakan dalam Byte (B), contoh: 160GB
(160 milyar byte). Harddisk ditemukan pertama kali oleh Reynold Johnson di
tahun 1956. Harddisk pertama berukuran 4.4 MB.
Komponen Hard Disk :
1. Platter (piringan
logam) fungsinya adalah sebagai tempat penyimpan data, jumlah iringan ini
beragam mulai dari 1, 2, 3, atau lebih. Piringan ini diberi lapisan bahan
magnetis yang sangat tipis (ketebalannya dalam orde persejuta inchi). Pada saat
ini digunakan digunakan thin film seperti pada processor untuk membuat lapisan
tersebut.
2. Head, berupa
kumparan. Head pada hard disk proses baca dan tulis menggunakan head yang sama
atau satu head di tiap sisi platter. Untuk hard disk dengan 2 platter dapat
memiliki sampai 4 head, hard disk dengan 3 platter dapat memiliki 6 head.
3. PCB (Printed Circuit
Board) atau rangkaian elektronik, terdiri dari ;
-) Rangkaian penguat
untuk pembacaan (read preamplifier) yang diperlukan karena sinyal yang di
peroleh head dari piringan sangat lemah.
-) DSP (Digital Signal
Processor) untuk proses yang berhubungan dengan sinyal-sinyal digital, seperti
konfersi sinyal listrik yang datang menjadi sinyal digital yang akan dituliskan
kepiringan.
-) Chip Memory, digunakan sebagai cache buffer.
-) Konektor untuk
melakukan komunikasi dengan CPU. Untuk hard disk IDE jumlahnya 40 pin.
-) Spindle dan actuator
arm motor controller, untuk mengontrol putaran piringan dan peletakan head
baca/tulis.
Comments
Post a Comment